Nasional

Situasi Global tak Menentu, Indonesia Mampu Jaga Disiplin Inflasi dan Momentum Pertumbuhan

529
×

Situasi Global tak Menentu, Indonesia Mampu Jaga Disiplin Inflasi dan Momentum Pertumbuhan

Sebarkan artikel ini

Time Indonesia – Jakarta, InfoPublik – Indonesia kembali menjadi sorotan positif di kawasan Asia berkat performa makroekonomi yang stabil dan kebijakan fiskal yang matang. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan inflasi harga konsumen utama sebesar 2,86 persen secara tahunan (Year on Year/YoY) dan 2,10 persen secara tahun kalender (Year to Date/YtD).

Angka itu memperlihatkan bahwa Indonesia mampu menjaga kestabilan harga di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi.

Menurut Shan Saeed, Chief Economist Juwai IQI Global, capaian tersebut merupakan bukti disiplin kebijakan ekonomi nasional. “Moderasi ini yang berada dalam kisaran 2 persen–3 persen mencerminkan ketepatan kebijakan moneter Bank Indonesia dan efektivitas pengelolaan fiskal yang terukur,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (4/11/2025).

Selain inflasi yang terkendali, nilai tukar rupiah juga relatif stabil sepanjang 2025. Kondisi ini memperkuat kepercayaan publik terhadap ortodoksi moneter Indonesia dan menegaskan ketahanan eksternal ekonomi nasional. Apresiasi pun layak diberikan kepada Bank Indonesia atas keberhasilannya menjaga keseimbangan antara stabilitas harga dan dorongan pertumbuhan.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan berada di kisaran 5,0 persen hingga 5,8 persen menjadi sinyal kuat bahwa negara ini masih termasuk dalam jajaran ekonomi berkembang paling tangguh di Asia. Kombinasi antara inflasi yang rendah dan pertumbuhan yang solid disebut Shan Saeed sebagai “cawan suci” dalam manajemen makroekonomi modern.

“Koeksistensi antara inflasi rendah dan pertumbuhan yang kuat menjadi cawan suci dalam manajemen makroekonomi, melindungi daya beli masyarakat sekaligus mendorong pembentukan modal produktif,” ungkapnya.

Konsistensi kebijakan antara pemerintah dan otoritas moneter telah menghasilkan sinergi yang memperkuat fondasi ekonomi nasional. Sinkronisasi ini terus memberikan hasil nyata berupa kepercayaan investor yang meningkat, keberlanjutan pertumbuhan, dan stabilitas sosial yang terjaga.

Pasar Modal Mengonfirmasi Kepercayaan Investor

Kinerja pasar modal Indonesia juga memperlihatkan tren positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat naik sekitar 7,5 persen secara tahunan, dan 2,9 persen dalam sebulan terakhir hingga mencapai kisaran 8.272 poin. Meski mengalami reli, valuasi pasar masih dalam batas wajar dengan rasio P/E di kisaran 13,1 yang selaras dengan rata-rata historis 11,7 hingga 14,7.

Sentimen positif ini menjadi cerminan kepercayaan investor terhadap stabilitas makro Indonesia. “Narasi pasar saham tetap konstruktif, sejalan dengan momentum pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Saeed.

Menurutnya, kredibilitas makro Indonesia adalah fondasi penting yang menopang optimisme pasar modal dan kinerja korporasi domestik.

Arus FDI Jadi Bukti Kepercayaan Global

Selain pasar saham, arus investasi asing langsung (FDI) juga mencerminkan kuatnya daya tarik ekonomi Indonesia. Pada tahun 2024, FDI mencatatkan arus masuk bersih sekitar USD24,1 miliar. Angka ini menjadikan FDI sebagai salah satu pilar penting dalam pembentukan modal dan transformasi struktural ekonomi nasional.

Sektor penerima investasi asing juga menunjukkan diversifikasi yang sehat. Industri logam dan mesin menyerap sekitar 23,4 persen, disusul sektor telekomunikasi dan transportasi sebesar 11,2 persen, kimia dan farmasi 9,6 persen, serta pertambangan 9,4 persen. Struktur ini memperlihatkan bagaimana Indonesia menempati posisi strategis dalam rantai nilai global.

Saeed menilai bahwa momentum tersebut memperkuat reputasi Indonesia sebagai magnet bagi modal berkualitas. “Momentum ini memperkuat reputasi Indonesia sebagai magnet bagi modal berkualitas, didukung oleh arsitektur kebijakan reformis dan kedalaman institusional,” tuturnya.

Kredibilitas Kebijakan dan Daya Saing Investor

Keberhasilan menjaga inflasi tetap rendah, pertumbuhan ekonomi yang solid, reli saham yang stabil, serta arus FDI yang meningkat menunjukkan kedaulatan makro Indonesia. Ekspektasi inflasi yang terkendali memberikan ruang bagi kebijakan moneter untuk ekspansi yang terarah tanpa menimbulkan risiko terhadap stabilitas pasar keuangan.

Investor global pun terus menaruh minat terhadap Indonesia, didorong oleh kejelasan arah kebijakan, bonus demografi yang potensial, dan komitmen kuat terhadap transisi energi. Pemerintah menunjukkan komitmen jangka panjang untuk menjaga stabilitas makro yang menjadi faktor utama dalam memperkuat kredibilitas Indonesia sebagai destinasi investasi yang terpercaya.

Melihat tren ekonomi terkini, Indonesia menunjukkan postur yang penuh kepercayaan diri namun tetap realistis. Kombinasi reformasi institusional, peningkatan investasi, dan tata kelola yang prudent menjadikan ekonomi nasional lebih tahan terhadap guncangan global.

Satu hal, dengan inflasi yang diperkirakan menurun menuju ambang 2 persen dan pertumbuhan PDB di sekitar 5,8 persen, Indonesia kini berdiri sebagai teladan ketahanan makro di kawasan ASEAN. Dalam pandangan Shan Saeed, “Indonesia adalah tangan yang stabil di tengah turbulensi global, sekaligus simbol kemakmuran yang disiplin.”

Sebelumnya, Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Haryo Limanseto selaku Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menjelaskan, kinerja perekonomian Indonesia terus menunjukkan ketahanan dan tren positif di tengah dinamika global yang masih penuh ketidakpastian. Pada triwulan II-2025, ekonomi nasional tumbuh solid sebesar 5,12 persen (YoY), ditopang oleh inflasi yang terkendali serta efektivitas sinergi kebijakan fiskal, moneter, dan sektor riil. Inflasi berada dalam rentang sasaran 2,5 persen ±1 persen, di mana pada September 2025, inflasi tercatat sebesar 2,65 persen (YoY), mencerminkan kestabilan harga yang terjaga.

Berbagai indikator ekonomi terbaru turut memperkuat optimisme terhadap prospek ekonomi nasional. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada di level 115, menandakan masyarakat masih berada dalam zona optimis.

Aktivitas ekonomi domestik juga meningkat, tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) yang tumbuh 5,8 persen (YoY), serta investasi langsung yang mencapai Rp1.434 triliun sepanjang Januari–September 2025, naik 13,7 persen (YoY) dan menyerap 1,96 juta tenaga kerja.

Di sisi eksternal, neraca perdagangan tetap surplus sebesar USD29,14 miliar, sementara ketahanan perbankan dan cadangan devisa yang tinggi menjaga stabilitas sistem keuangan nasional.

Dengan demikian, pandangan dari analis ekonomi dari capaian ekonomi Indonesia tersebut menggambarkan arah yang jelas: ekonomi Indonesia bergerak maju dengan fondasi kuat, keyakinan pasar yang solid, serta kebijakan yang berpihak pada keseimbangan antara stabilitas dan pertumbuhan berkelanjutan.

Sumber

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *