Nasional

TIM PENGABDIAN UBAYA BANTU PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DI WILAYAH KABUPATEN MOJOKERTO

555
×

TIM PENGABDIAN UBAYA BANTU PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DI WILAYAH KABUPATEN MOJOKERTO

Sebarkan artikel ini

Time Indonesia – Stunting merupakan salah satu tantangan besar dalam upaya pembangunan sumber daya manusia untuk mewujudkan generasi unggul dan berkualitas. Pemerintah berupaya menurunkan angka stunting dengan menargetkan angka prevalensi stunting nasional pada tahun 2025 mengalami penurunan menjadi 18,8. %.  Tanggung jawab penurunan angka prevalensi stunting tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan perlu keterlibatan aktif serta kolaborasi banyak pihak termasuk dari perguruan tinggi.

Sebagai bentuk kepedulian, membantu upaya pemerintah menurunkan angka stunting, Universitas Surabaya (Ubaya) melakukan Program Pemberdayaan Kemitraan masyarakat (PKM) untuk percepatan penurunan stunting di Desa Pagerluyung, Kabupaten Mojokerto.

Balita yang mengalami stunting di Desa Pagerluyung terdapat 7 balita stunting dengan usia 10 bulan hingga 59 bulan dari 220 balita yang rutin ke posyandu. Mayoritas balita yang stunting di daerah ini umumnya berasal dari keluarga ekonomi bawah, sehingga asupan gizinya juga kurang.

Untuk kebutuhan air bersih mereka mengandalkan sumber air sumur. Mereka menggunakannya untuk memasak makanan, mandi, mencuci pakaian dan peralatan makan. Sedangkan untuk minum ada yang menggunakan air sumur, sebagian yang menggunakan air mineral ataupun air isi ulang.

Sumur-sumur penduduk ini tidak memenuhi syarat sebagai sumber air bersih karena dekat dengan sungai Brantas, sehingga bisa tercemari oleh limbah pabrik dan bakteri pathogen yang berasal dari kotoran manusia.

Balita stunting di desa Pagerluyung rerata pemberian ASInya di atas 14 bulan, berarti asupan gizi makanan pendamping ASInya masih kurang. Penyebabnya karena kondisi ekonomi maupun pengetahuan tentang pengaturan gizi anak yang masih kurang. Sehingga menganggap pemberian ASI saja sudah cukup.

Problem gizi yang terjadi pada balita stunting juga adalah kurangnya asupan protein terutama protein hewani dan Zn.2, 3 Mengingat pertumbuhan dan perkembangan anak pada 1000 hari pertama kehidupannya merupakan batu pijakan yang utama bagi kehidupan anak selanjutnya.4,5. Karena itu perlu diupayakan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Karena pertumbuhan dan perkembangan yang tidak optimal (malnutrisi hingga stunting) akan mempengaruhi perkembangan otak anak, menentukan prestasi akademik anak yang rendah. Pada akhirnya akan berujung pada rendahnya kualitas generasi pada usia produktif. Kondisi ini, akan menjadi lingkaran setan terciptanya angkatan kerja yang tersisih secara ekonomi, yang akan melanjutkan terlahirnya generasi yang stunting pula.

Berangkat dari kondisi yang demikian, tim pengabdian Ubaya tergerak untuk membantu masyarakat Desa Pagerluyung, menurunkan angka stunting dengan memanfaatkan kearifan lokal dan bioteknologi lingkungan. Tim Ubaya terdiri dari dr. Rachmad Poedyo Armanto, Sp.OG, sebagai ketua tim, dr. Risma Ikawaty, Ph.D. dari Fakultas Kedokteran, dan Windra Prayoga, Ph.D. dari Fakultas Bioteknologi ubaya

Program pengabdian kepada masyarakat percepatan penurunan stunting di Desa Pagerluyung, Kabupaten Mojokerto tersebut mendapatkan support pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan (dirjen Risbang), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *