Time Indonesia – Kompetisi Taekwondo bergengsi bertajuk APM Taekwondo Championship Series 2 Tahun 2025 resmi dibuka oleh Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Marciano Norman, Sabtu (5/7)2025) di Gedung Oumar Basri Syaaf, Koarmada RI, Jakarta. Acara pembukaan ditandai dengan pemukulan papan kayu, simbol khas dalam seni bela diri Taekwondo.
Ajang ini menjadi bagian dari strategi pembinaan jangka panjang untuk mencetak atlet nasional yang tangguh, seiring dengan target besar Indonesia untuk menembus peringkat lima besar dunia pada Olimpiade 2044.
“Saya bangga melihat anak-anak usia sangat muda sudah didorong oleh orang tuanya untuk aktif menjadi atlet Taekwondo. Mereka adalah harapan bangsa, dan kelak akan mengibarkan Merah Putih di panggung dunia dengan iringan lagu Indonesia Raya,” tegas Marciano dalam sambutannya.
Sebagai kelanjutan dari Series 1 yang digelar pada 2019, kompetisi ini semakin matang dari sisi penyelenggaraan dan jumlah peserta. Tahun ini, sebanyak 573 atlet dari berbagai daerah di Indonesia turut ambil bagian, menjadikan ajang ini salah satu kejuaraan tingkat nasional yang paling diminati dalam kalender Taekwondo Indonesia.
Kompetisi mempertandingkan tiga kategori besar, yaitu:
- Kyorugi Prestasi (pertarungan)
- Poomsae Prestasi (jurus)
- Kyorugi & Poomsae Pemula
Kategori usia peserta mencakup dari Superkids (4–5 tahun) hingga Senior (18 tahun ke atas), dengan pembagian kelompok berdasarkan standar usia internasional Taekwondo.
“Dengan semakin banyak kompetisi seperti ini, atlet akan memiliki pengalaman tanding lebih banyak, mental juara yang lebih kuat, dan kemampuan evaluasi yang semakin tajam,” ujar Marciano.
Ketua Pengprov TI Jakarta, Mayjen TNI Mar Dr. Oni Junianto, yang turut hadir, memberikan apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan ajang ini.
“Event ini bukan sekadar kompetisi. Ini adalah investasi jangka panjang dalam mencetak atlet bela diri nasional yang siap bersaing di level PON, SEA Games, Asian Games, bahkan Olimpiade,” ujarnya.
Ia berharap APM Championship bisa menjadi ajang rutin tahunan yang memperkuat sistem pembinaan atlet dari usia dini hingga senior.
Selain sebagai kompetisi terbuka, APM Taekwondo Championship Series 2 juga menjadi ajang perebutan Piala Ketua Umum KONI Pusat, yang menambah prestise kompetisi ini. Setiap kelas dan kelompok usia dipertandingkan secara ketat dengan sistem gugur, mempertaruhkan medali dan reputasi klub maupun daerah asal atlet.
Kategori lengkap yang dipertandingkan meliputi:
Kyorugi Prestasi:
- Pra Cadet (kelahiran maksimal 2014)
- Cadet (12–14 tahun)
- Junior (15–17 tahun)
- Senior (18 tahun ke atas)
Poomsae Prestasi:
- Cadet (12–14 tahun)
- Junior (15–17 tahun)
- Senior (18 tahun ke atas)
Kyorugi & Poomsae Pemula:
- Superkids (4–5 tahun)
- PraCadet A (6–7 tahun)
- PraCadet B (8–9 tahun)
- PraCadet C (10–11 tahun)
- Cadet, Junior, dan Senior
Menariknya, kompetisi ini juga menjadi pionir dalam penyelenggaraan ramah lingkungan dengan menerapkan konsep Zero Waste Management. Bekerja sama dengan komunitas lingkungan Antheia, panitia aktif mengelola sampah selama acara berlangsung.
Tim relawan Antheia bergerak secara aktif di arena kompetisi untuk memilah, mendaur ulang, dan memastikan sampah tidak menjadi beban lingkungan. Langkah ini mendapat sambutan positif dari para peserta dan pengunjung, sekaligus menegaskan bahwa olahraga juga bisa menjadi sarana edukasi lingkungan.
“Kita ingin tunjukkan bahwa menjadi atlet bukan hanya kuat secara fisik, tapi juga punya kepedulian terhadap masa depan bumi,” ujar Nadia A. Marciano, Ketua Panitia.
Panitia optimistis jumlah peserta akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang. Dengan format yang inklusif dari pemula hingga profesional, serta dukungan dari KONI dan mitra strategis, APM Championship diharapkan menjadi salah satu fondasi penting dalam pembinaan atlet Taekwondo Indonesia.
“Kami menargetkan tahun depan bisa melibatkan lebih dari 700 atlet dari seluruh Indonesia, dan menjadikan kejuaraan ini sebagai barometer pembinaan prestasi Taekwondo Tanah Air,” tutup Nadia.
APM Taekwondo Championship Series 2 Tahun 2025 bukan hanya sekadar pertandingan. Ia adalah simbol semangat baru pembinaan olahraga bela diri Indonesia—penuh energi muda, komitmen prestasi, dan kepedulian terhadap lingkungan.
Dari ajang ini, kita bisa menatap masa depan olahraga Indonesia dengan lebih optimis dan berkelas dunia.