Nasional

Rektor Ubaya Benny Lianto Gandeng Tim Pengabdian dan BUMDes Mulya Jaya Desa Belik Trawas

593
×

Rektor Ubaya Benny Lianto Gandeng Tim Pengabdian dan BUMDes Mulya Jaya Desa Belik Trawas

Sebarkan artikel ini

Rektor Ubaya, Benny Lianto, bersama tim pengabdian Ubaya dan Direktur BUMDes Mulya Jaya Desa Belik Kecamatan Trawas.

Time Indonesia – Saat ini Desa Belik, Kecamatan Trawas, terus berupaya meneguhkan diri sebagai salah satu destinasi wisata unggulan Kabupaten Mojokerto. Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mulya Jaya yang dipimpin oleh Direktur Naif Santoso, dua unit usaha andalan kini menjadi pusat perhatian yaitu Wisata Petung Park dan Wisata Pasar Tradisional Preng Sewu.

Petung Park yang mulai dirintis tahun 2022 dikenal sebagai kawasan wisata alam yang menyajikan keindahan panorama Trawas. Sementara itu, Preng Sewu yang dikembangkan mulai Agustus  2025 menghadirkan konsep berbeda: pasar tradisional tempo dulu, berada di bawah rindangnya hutan bambu, menghadirkan suasana sejuk sekaligus nostalgia.

“Pasar ini kami kemas dengan konsep back to nature. Tidak ada plastik sama sekali. Semua produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dipasarkan menggunakan wadah ramah lingkungan seperti batok kelapa, daun pisang, daun jati, besek bambu, atau kertas,” jelas Naif Santoso.

Pasar Preng Sewu menjadi wadah bagi UMKM lokal untuk memperkenalkan produk-produk mereka. Mulai dari kuliner khas desa, jajanan lawas, hasil bumi segar, hingga kerajinan tangan tradisional. Para pengunjung bukan hanya berbelanja, tetapi juga menikmati pengalaman budaya yang autentik.

Selain memberi nilai tambah bagi produk UMKM, kehadiran pasar ini juga menciptakan peluang ekonomi baru bagi warga sekitar. “Kami ingin BUMDes bukan hanya soal wisata, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi kerakyatan. Dengan cara ini, petani, perajin, dan pelaku usaha kecil punya panggung untuk berkembang,” tambahnya.

Keunikan pasar yang digelar di bawah hutan bambu semakin memperkuat daya tarik Trawas sebagai destinasi wisata alam dan kuliner. Ditambah lagi dengan dukungan unit wisata Petung Park, paket wisata desa Belik semakin lengkap memadukan rekreasi alam, kuliner tradisional, dan pemberdayaan UMKM.

Dengan konsep yang ramah lingkungan dan berakar pada kearifan lokal, BUMDes Mulya Jaya menegaskan perannya dalam menjaga kelestarian alam sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Harapannya, Preng Sewu dapat menjadi ikon pasar tradisional Mojokerto yang unik, sehat, dan berkelanjutan.

Direktur Bumdes Mulya Jaya menyadari bahwa untuk pengembangan pasar wisata preng sewu tidak bisa dilakukan sendiri, perlu strategi membangun kolaborasi kerjasama multi pihak (pentaheliks). Untuk itu, Bumdes Mulya Jaya Desa menggandeng Universitas Surabaya (Ubaya) yang dirasakan memiliki perhatian dan pengalaman dalam pendampingan desa wisata.

Selanjutnya Ubaya melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) melakukan pemmbentukan tim, Ahmad Miftah Fajrin, selaku ketua tim, dengan anggota Mikhael Ming Khosasih,  Endah Asmawati, Utomo, Kartika Erawati dari Ubaya dan  Mijiarto dari UPN Veteran Jatim. Tim ini memiliki tugas  melakukan pendampingan pasar preng sewu dengan fokus tema  Pengembangan Pariwisata Hutan Bambu Berbasis Masyarakat dan Kearifan Lokal Di Desa Belik Kecamatan Trawas.

Pendampingan unit usaha wisata andalan Desa Belik ini, selain menggunakan dana pengabdian Ubaya, juga mendapat support pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM), Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjend Risbang), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek).

Selain PKM, beberapa program yang sudah dilakukan Ubaya untuk pengembangan wisata di Desa Belik antara lain pembuatan master plan, penguatan SDM melalui pelatihan digital marketing, pembuatan konten, pelayanan prima, kesempatan beasiswa RPL untuk perangkat desa dan pengurus Bumdes,  pembelajaran lapangan ke desa wisata unggulan, sertifikasi pemandu wisata, legalitas usaha UMKM, penerapan inovasi dan teknologi pengolahan bambu, kuliner berbasis rebung, pendampingan manajemen Desa Wisata dan lain-lain.

Menurut ketua tim PKM Ubaya di Desa Belik, Ahmad Miftah Fajrin, hal ini  sesuai dengan visi Ubaya To be the first university in heart and mind, dan program yang dicanangkan oleh Rektor Ubaya, Benny Lianto yaitu Ubaya Membangun Indonesia dari Desa, di mana pembangunan dari tingkat local (desa) akan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi kemajuan Bangsa.

Terbukti pada Soft Launching dan pagelaran Pasar Preng Sewu pada September 2025, pengunjungnya sangat ramai, wisatawan sangat antusias datang. Pasar Pring Sewu menjadi tempat wisata kuliner yang tidak hanya sekedar tempat jual beli, tetapi juga menghadirkan sensasi wisata bernuansa alam pedesaan, dibawa rerimbunan bambu petung yang asri.

Dengan konsep wisata kuliner jaman dulu, sederhana namun kuat. Pasar Pring Sewu berhasil menarik perhatian ribuan wisatawan lokal maupun dari luar daerah di Jawa Timur. Hal ini menjadi bukti bahwa wisata kuliner tradisional berbasis kearifan lokal tetap ada di hati wisatawan dan berkembang dengan baik, asalkan dikemas dengan menarik dan dikelola dengan manajemen yang benar, pungkas Ahmad Miftah Fajrin, yang juga merupakan dosen Teknik Informatika Ubaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *