Penulis: Waisaktini Margareth,S.Gz.,Dietisien.,M.Gizi (Dosen STIK Sint Carolus)
Time Indonesia – Susu formula (sufor) selalu menjadi topik di kalangan orang tua, terutama bagi mereka yang sedang merawat bayi dan balita. Banyak iklan dan promosi sufor yang beredar di TV, media sosial, hingga pusat perbelanjaan. Namun, tahukah Anda bahwa tidak semua promosi sufor sesuai dengan aturan dan etika? Mari kita bijak sebagai orang tua memilih dan menggunakan produk sufor.
Secara kode internasional, pentingnya ASI sudah didemonstrasikan oleh dokter sejak Tahun 1939. Dahulu saat Singapura melepas diri dari Malaysia tahun 1965, mengalami kendala kemiskinan dan kurangnya air bersih. Pada saat yang bersamaan, ada promosi sufor yang luar biasa. Hal ini berdampak banyaknya kematian pada bayi yang diberikan sufor karena pada pembuatan sufor tidak didukung dengan air bersih. Pada tahun 1978, dibahas terkait promosi sufor dan Resolusi World Health Assembly (WHA) tentang sufor tahun 2016 meniadakan promosi sufor 0-36 bulan. Oleh karena itu, promosi sufor ≤1 tahun sangat tidak diperbolehkan. Selain itu, keamanan kandungan sufor diatur oleh standar internasional Codex Allimentarius. Sufor tidak akan bisa mengantikan ASI sampai kapanpun. Pemerintah Indonesia selalu mendukung pemberian ASI sehingga mengatur promosi sufor yang tertera pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif, Pasal 13 dan 15 menyebutkan:
- Dilarang melakukan promosi sufor untuk bayi usia 0–6 bulan.
- Informasi tentang susu formula hanya boleh diberikan oleh tenaga kesehatan kepada orang tua yang memang membutuhkan, dan harus berbasis bukti ilmiah.
- Larangan pemberian hadiah, sponsor, atau bentuk promosi lain yang dapat memengaruhi keputusan orang tua
Sumber : https://dpmg.bandaacehkota.go.id/wp-content/uploads/sites/32/2014/10/dot-gembok1.jpg
ASI tetap menjadi makanan terbaik bagi bayi, namun pada kondisi tertentu, sufor bisa menjadi alternatif yang aman. Contoh kondisi di mana sufor dapat dipertimbangkan :
- Ibu memiliki masalah kesehatan tertentu yang membuat tidak bisa memberikan ASI.
- Bayi memiliki kebutuhan gizi khusus berdasarkan anjuran dokter.
1. Informasi yang Jelas dan Jujur
- Menyebutkan kandungan gizi sesuai label resmi.
- Tidak membuat klaim berlebihan seperti “paling pintar”, “paling sehat”, atau “pasti membuat bayi gemuk”.
- Menyampaikan bahwa sufor tidak bisa menggantikan manfaat ASI.
- Promosi yang baik biasanya mengutip penelitian valid atau rekomendasi dari ahli gizi dan dokter.
- Tidak menggunakan testimoni berlebihan tanpa bukti medis.
- Cara menyiapkan sufor dengan benar.
- Pentingnya menjaga kebersihan botol dan dot.
- Penyimpanan sufor agar tetap aman.
- Tidak menargetkan bayi usia 0–36 bulan untuk promosi langsung.
- Tidak memberikan hadiah atau iming-iming pembelian kepada orang tua.
- Tidak menggunakan bahasa atau visual yang membuat orang tua merasa bersalah jika tidak memberikan sufor tertentu.