Jakarta, TimeIndonesia – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menegaskan bahwa kemajuan ekonomi digital Indonesia harus dibangun secara inklusif, berkelanjutan, dan berorientasi pada kemandirian bangsa. Hal ini disampaikan dalam forum Tech in Asia Conference 2025 di Jakarta, Rabu (22/10/2025), yang dihadiri ribuan pelaku industri teknologi, investor global, serta komunitas startup dari berbagai negara Asia.
Menurut Meutya Hafid, momentum digital Indonesia saat ini tidak sekadar mencerminkan kemajuan teknologi, tetapi menjadi wujud keseriusan pemerintah dalam memperluas akses inovasi bagi seluruh masyarakat.
Ia menilai, keberhasilan ekonomi digital Indonesia tidak hanya bergantung pada investasi, tetapi juga pada kepercayaan dan tata kelola ekosistem yang kuat. “Sesi hari ini bukan hanya tentang kemajuan teknologi, tapi juga tentang keterbukaan. Kita ingin setiap orang tahu bagaimana cara berinovasi dengan benar dan berdampak nyata,” ujar Meutya.
Menkomdigi menjelaskan, dari Maret hingga Oktober 2025, sektor teknologi di Asia tumbuh lebih dari 33 persen, sementara Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan dalam investasi digital dan adopsi teknologi.
Nilai ekonomi digital Indonesia tercatat mencapai USD20 miliar pada tahun 2024, dan diproyeksikan meningkat hingga USD210 miliar–USD360 miliar pada 2030, atau naik hampir 300 persen. Pertumbuhan tersebut didorong oleh adopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) di berbagai sektor, mulai dari keuangan, logistik, kesehatan, hingga industri kreatif. “Kolaborasi dengan perusahaan global seperti Microsoft, Google, dan Amazon menjadi bukti bahwa ekosistem teknologi Indonesia dipercaya dunia,” ujar Meutya.
Mewujudkan Visi Asta Cita: Inovasi yang Inklusif dan Bermakna
Sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita, terutama poin ketiga dan kelima, yaitu memperkuat ekonomi digital nasional dan menumbuhkan inovasi berbasis teknologi. Untuk itu, Menkomdigi menekankan pentingnya memastikan pertumbuhan yang bermakna dan inklusif. “Sebagaimana disampaikan Bapak Presiden, teknologi harus memberdayakan manusia. Teknologi adalah bahan bakar inovasi, bukan sekadar alat,” tegasnya.
Sebagai implementasi, Kemkomdigi meluncurkan EFIDA Spark Innovation Month, platform nasional yang menghubungkan pendiri startup, inovator, dan pemecah masalah dari seluruh daerah Indonesia. Hingga Oktober 2025, dua pusat kolaborasi telah beroperasi di Bandung dan Jakarta, dan akan segera diperluas ke Aceh serta Medan sebelum akhir tahun.
Melalui inisiatif ini, Kemkomdigi juga membentuk RUDES Spark, program pengembangan dua juta wirausaha teknologi baru di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi lokal. Mereka diharapkan menjadi change-maker yang membawa dampak langsung bagi masyarakat.
Transformasi Digital di Sektor Publik dan Talenta Nasional
Selain mendukung startup, Kementerian Komunikasi dan Digital juga mengakselerasi transformasi layanan publik berbasis digital di kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah. Meutya Hafid menegaskan bahwa digitalisasi birokrasi adalah bagian dari upaya mewujudkan pelayanan publik yang efisien, aman, dan berorientasi pada warga. “Inovasi tidak boleh berhenti di sektor swasta. Pemerintahan digital adalah pondasi agar layanan publik semakin sederhana dan cerdas,” katanya.
Kemkomdigi juga memperluas Digital Capacity Hub, wadah pengembangan talenta muda Indonesia di bidang AI, cloud computing, dan keamanan siber. Melalui program ini, talenta digital Indonesia dihubungkan langsung dengan mentor dan keahlian global agar siap bersaing di tingkat internasional.
Dalam forum yang sama, Meutya Hafid memperkenalkan peluncuran awal (soft launch) Startup Indonesia Bonshot, platform nasional yang memetakan ekosistem digital Indonesia secara menyeluruh. Sistem ini menghubungkan data startup, investor, serta sektor industri lintas wilayah, sehingga mempermudah kolaborasi dan kebijakan berbasis data.
Platform ini juga akan memperkuat program Hub.id 2025, yang memfasilitasi lebih dari 2.600 pertemuan bisnis dan menghasilkan investasi serta kemitraan komersial senilai lebih dari 16 juta dolar AS. Tahun ini, Hub.id menghadirkan empat pilar strategis: Business Connect, Investment Connect, Access Connect, dan Investment Manager.
Sebanyak 20 startup nasional terpilih hadir dalam forum tersebut, berkolaborasi dengan lebih dari 10 perusahaan nasional dan multinasional, 18 influencer global, serta lima mentor senior industri. “Ketika data saling terhubung, manusia juga terhubung. Dan di mana manusia terhubung, di situlah inovasi tumbuh,” pungkas Meutya.
Transformasi digital yang dijalankan Kementerian Komunikasi dan Digital menjadi salah satu tonggak penting pada tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Program ini sekaligus memperkuat Asta Cita ketiga — mewujudkan kemandirian ekonomi nasional berbasis inovasi teknologi — serta mendukung target penciptaan 10 juta lapangan kerja digital hingga 2029.
Melalui kolaborasi lintas sektor, investasi berkelanjutan, dan pemberdayaan talenta nasional, Meutya optimistis Indonesia dapat menjadi pusat ekonomi digital terdepan di Asia Tenggara, yang tidak hanya tumbuh dalam angka, tetapi juga memberi nilai bagi seluruh rakyat Indonesia.