Nasional

Mahasiswa: Kritik ke Pemerintah Adalah Bentuk Cinta Bangsa

542
×

Mahasiswa: Kritik ke Pemerintah Adalah Bentuk Cinta Bangsa

Sebarkan artikel ini

Time Indonesia – Para perwakilan mahasiswa dari berbagai organisasi menyampaikan apresiasi atas kesempatan berdialog langsung dengan jajaran pemerintah di Istana Negara, Kamis (4/9/2025).

Mereka disambut hangat oleh  Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto, serta Wakil Menteri Sekretaris Negara Juri Ardiantoro

Pertemuan ini dinilai sebagai ruang strategis untuk menyampaikan aspirasi sekaligus memperkuat iklim demokrasi di Indonesia.

Koordinator Media BEM SI Kerakyatan, Pasha Fazillah Afap, menilai undangan silaturahmi tersebut sebagai wujud keterbukaan pemerintah.

“Bapak Mensesneg sudah memberikan respons positif dan akan segera menyampaikannya ke Presiden. Kebetulan Pak Presiden berhalangan hadir karena mengikuti acara Maulid di Istiqlal,” ungkapnya.

Sementara itu, Kaleb Otniel Aritonang, Ketua BEM UPN Veteran Jakarta, menyampaikan bahwa pemerintah siap mengakomodasi aspirasi mahasiswa. Hal senada disampaikan Phalosa dari Universitas Yarsi yang menegaskan komitmen mahasiswa untuk terus mengawal respons pemerintah.

“Apapun tuntutan yang kami sampaikan hari ini harus tetap kami kawal. Mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk mengawalnya bersama masyarakat,” ujarnya.

Dari kelompok Cipayung, Ketua Umum DPP GMNI, Risyad Fahlefi, menegaskan bahwa poin utama yang mereka bawa adalah perlindungan terhadap aktivis.

Risyad menambahkan, aspirasi mahasiswa telah diterima dengan baik oleh pemerintah dan diyakini segera ditindaklanjuti.

“Aspirasi akan ditindaklanjuti secepatnya melalui koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait. Kita tunggu respons berikutnya dari pemerintah dan DPR,” jelasnya.

Sedangkan Ketua Umum PB PMII, M. Shofiyullah Cokro, menekankan pentingnya keterbukaan pemerintah.

“Kendala yang dihadapi pemerintah sebaiknya disampaikan secara terbuka, agar mahasiswa sebagai agen intelektual dapat membantu, bukan hanya menuntut,” ucapnya.

sumber

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *