Daerah

Kominfo Jatim Dorong Literasi Digital sebagai Kunci Mitigasi Bencana di Era Teknologi

9
×

Kominfo Jatim Dorong Literasi Digital sebagai Kunci Mitigasi Bencana di Era Teknologi

Sebarkan artikel ini
Cerdas Digital Batch 15 dengan tema ”Pemanfaatan Media Digital untuk Pengurangan Risiko dan Mitigasi Bencana yang digelar Via Zoom, Jumat (10/10/2025).- Foto: Mc.Jatim

Surabaya, TimeIndonesia – Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Jawa Timur terus mendorong peningkatan literasi digital masyarakat sebagai bagian dari strategi mitigasi dan penanggulangan bencana di era digital.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Dinas Kominfo Jatim, Putut Darmawan, mewakili Kepala Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi Agustin, dalam kegiatan Cerdas Digital Batch 15 bertema “Pemanfaatan Media Digital untuk Pengurangan Risiko dan Mitigasi Bencana”. Kegiatan ini digelar secara daring melalui Zoom dan diikuti oleh 42 perwakilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) se-Jawa Timur, pada Jumat (10/10/2025).

Dalam sambutannya, Putut menyampaikan bahwa Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah kejadian bencana terbanyak di Indonesia. Berdasarkan data terbaru, tercatat 461 kejadian bencana, mengungguli provinsi lain seperti Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Jawa Tengah.

“Data ini menunjukkan tingginya kerentanan Jawa Timur terhadap berbagai jenis bencana seperti banjir, tanah longsor, dan kekeringan. Maka, kemampuan masyarakat dalam memahami risiko bencana dan memanfaatkan teknologi digital untuk komunikasi menjadi sangat penting,” ujar Putut.

Ia menambahkan bahwa penetrasi internet yang semakin luas membuka peluang besar dalam memperkuat sistem mitigasi bencana. Berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2025, penetrasi internet nasional mencapai 80,66 persen, atau sekitar 229,4 juta jiwa dari total populasi 284 juta penduduk Indonesia.

“Angka ini menunjukkan bahwa internet telah menjadi kebutuhan dasar. Pemanfaatan media digital sangat krusial, baik untuk penyebaran informasi peringatan dini, edukasi publik, maupun koordinasi antar lembaga melalui media sosial dan aplikasi kebencanaan,” jelasnya.

Lebih jauh, Putut menekankan pentingnya literasi digital agar masyarakat tidak hanya cakap menggunakan teknologi, tetapi juga mampu membedakan informasi valid, memahami konteks risiko, dan bertindak cepat dalam situasi darurat.

“Kegiatan Cerdas Digital ini kami harapkan menjadi ruang kolaborasi antara pemerintah, akademisi, media, komunitas, dan masyarakat dalam memperkuat sistem komunikasi publik dalam menghadapi bencana,” tambahnya.

Inovasi Digital: Ujung Tombak Ketahanan Bencana

Perkembangan teknologi kini memainkan peran penting dalam memperkuat sistem komunikasi dan kesiapsiagaan bencana di Indonesia. Berbagai inovasi mulai dari jaringan mandiri berbasis mesh network, kecerdasan buatan (AI), hingga sistem peringatan dini (EWS) personal menjadi elemen penting transformasi ketahanan jaringan nasional.

Dalam paparannya berjudul “Melampaui Jaringan: Inovasi Teknologi untuk Ketahanan Jaringan”, narasumber Damar Eka Wahyu Aprianto menekankan bahwa tantangan terbesar masih terletak pada kesenjangan digital dan rapuhnya infrastruktur di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).

“Saat jaringan utama lumpuh karena bencana, teknologi seperti mesh network dan internet satelit bisa menjadi solusi komunikasi darurat yang efektif,” jelas Damar.

Ia juga menyebutkan bahwa AI dapat menganalisis data besar, seperti laporan cuaca, data seismik, hingga aktivitas media sosial untuk memprediksi kebutuhan logistik sebelum bantuan tiba di lokasi terdampak.

Sementara itu, narasumber Algooth Putranto, dalam materi berjudul “Jaringan Darurat: Komunikasi Cepat dan Crowdsourcing saat Krisis”, menyoroti pentingnya partisipasi masyarakat dalam fase tanggap darurat.“Crowdsourcing menjadi kekuatan utama karena laporan warga bisa mempercepat pembaruan situasi di lapangan secara real-time,” ujarnya.

Teknologi lain seperti drone, citra satelit, dan command center digital juga dinilai efektif untuk pemetaan cepat serta menangkal hoaks yang sering muncul saat terjadi krisis.

Adapun Rudi Sutanto, melalui paparan bertema “Digitalisasi Kesiapsiagaan: Dari Peta Risiko hingga Early Warning”, menekankan pentingnya edukasi publik melalui simulasi digital berbasis Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR). Menurutnya, teknologi ini dapat meningkatkan kesadaran tanpa risiko langsung.

“Dengan peta geospasial dan notifikasi berbasis lokasi, masyarakat bisa menerima peringatan dini yang relevan sesuai wilayah terdampak,”tambahnya.(MC Prov Jatim/hjr/eyv)

(sumber)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *