Time Indonesia – Lombok Barat, Forum Komunikasi Mahasiswa (FKM) YAPADAMU NW Mataram sukses menyelenggarakan Kemah Bakti Sosial (KBS) di Pantai Meninting, Lombok Barat, selama akhir pekan kemarin. Kegiatan ini bukan sekadar agenda rutin, melainkan sebuah aksi integratif yang bertujuan mengasah jiwa sosial, spiritual, dan kepedulian lingkungan para mahasiswa.

KBS yang diikuti oleh puluhan anggota FKM YAPADAMU NW ini dirancang dengan menggabungkan tiga pilar utama: penguatan spiritual, diskusi reflektif, dan aksi sosial nyata.
Dimensi Spiritual dan Diskusi Intelektual
Kegiatan Kemah Bakti Sosial dimulai pada malam hari dengan agenda keagamaan. Para mahasiswa bersama masyarakat setempat menggelar pembacaan Yasinan dan Zikir bersama. Agenda ini berfungsi sebagai landasan spiritual dan moral bagi seluruh kegiatan, memastikan setiap aksi sosial dilakukan dengan niat tulus (lillahi ta’ala).
Setelah kegiatan keagamaan, dilanjutkan dengan sesi diskusi dan refleksi mengenai isu-isu lingkungan dan kesehatan masyarakat yang relevan dengan wilayah Meninting. Diskusi ini penting untuk mengaitkan teori yang dipelajari di bangku kuliah Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) dengan tantangan praktis di lapangan.
Aksi Bersih Pantai: Wujud Kepedulian Nyata
Puncak dari kegiatan ini adalah aksi Pembersihan Pantai Meninting yang dilakukan pada pagi harinya. Mahasiswa berkolaborasi aktif dengan masyarakat setempat, mulai dari tokoh agama, pemuda, hingga ibu-ibu, untuk mengumpulkan sampah plastik dan sampah non-organik lainnya yang mengotori garis pantai.
Aksi bersih pantai ini menunjukkan komitmen FKM YAPADAMU NW dalam menerjemahkan ilmu kesehatan masyarakat ke dalam tindakan promotif dan preventif. Pantai yang bersih adalah cerminan dari lingkungan yang sehat, yang merupakan prasyarat utama terciptanya masyarakat sehat.
Komentar Pembina FKM: Dampak Harus Realistis Menanggapi pelaksanaan kegiatan ini, Pembina FKM YAPADAMU NW Mataram, Dr. Hilmi Sopian, M.Pd, memberikan penekanan khusus pada dampak kegiatan.
> Sopian menegaskan, “Kemah Bakti Sosial bukan sekadar kemah biasa atau pengawalan program, namun Kemah Bakti Sosial harus berdampak kepada masyarakat dan lingkungan tempat berkegiatan.”
Menurutnya, efektivitas sebuah kegiatan sosial tidak diukur dari jumlah peserta, tetapi dari perubahan positif yang dirasakan oleh komunitas penerima manfaat.
Ia menambahkan bahwa kehadiran mahasiswa dalam aksi nyata adalah perwujudan dari tanggung jawab akademik dan moral:
> “Mahasiswa FKM hadir sebagai bentuk wujud kepedulian pada lingkungan dan masyarakat. Dan ini tidak terlepas dari materi yang dipelajari di bangku kuliah maupun di FKM sendiri. Kegiatan ini adalah laboratorium sosial kami.”
Diharapkan, setelah kegiatan ini, kesadaran masyarakat Meninting terhadap pentingnya kebersihan lingkungan semakin meningkat, dan mahasiswa FKM YAPADAMU NW dapat terus menjadi pelopor dalam berbagai kegiatan pengabdian masyarakat di Lombok.












