Time Indonesia,
Fenomena belanja online semakin menonjol di berbagai kota besar Indonesia. Masyarakat kini lebih memilih kenyamanan berbelanja melalui aplikasi e-commerce dibandingkan harus datang langsung ke toko konvensional. Akses internet yang meluas dan promo yang menarik dari berbagai platform menjadi pendorong utama pergeseran ini.
Menurut laporan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai lebih dari 210 juta jiwa. Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan signifikan transaksi belanja daring yang secara tidak langsung menekan tingkat kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan tradisional.
“Belanja online dianggap lebih efisien, hemat waktu, dan menyediakan pilihan produk yang lebih beragam. Faktor ini membuat generasi muda semakin jarang berbelanja di toko fisik,” mengutip penelitian yang dipublikasikan melalui laman Neliti tentang perilaku belanja online mahasiswa Indonesia.
Di sisi lain, laman RRI melaporkan bahwa banyak pelaku usaha konvensional mulai mengalihkan strategi bisnis mereka ke ranah digital. Beberapa toko memilih membuka lapak di marketplace, sementara lainnya memanfaatkan media sosial untuk menjangkau konsumen baru. Transformasi ini dipandang sebagai langkah adaptasi agar tetap relevan di tengah perubahan gaya hidup masyarakat urban.
Fenomena ini juga membawa dampak sosial-ekonomi baru, mulai dari meningkatnya kebutuhan layanan logistik hingga munculnya profesi digital baru seperti influencer marketing dan kurir instan. Pergeseran ini diperkirakan akan terus berlangsung seiring bertambahnya penetrasi teknologi di berbagai lapisan masyarakat.