Teknologi

Dorong Literasi Digital, Tangkal Dampak Negatif Berita di Media Sosial

46
×

Dorong Literasi Digital, Tangkal Dampak Negatif Berita di Media Sosial

Sebarkan artikel ini
Redaktur Pelaksana Indonesia.go.id Untung Sutomo saat kegiatan forum literasi media IGID Menyapa yang digelar di Pekanbaru, Provinsi Riau, Kamis (25/9/2025). (Foto: Putri Sifa IGID/infopublik)
Redaktur Pelaksana Indonesia.go.id Untung Sutomo saat kegiatan forum literasi media IGID Menyapa yang digelar di Pekanbaru, Provinsi Riau, Kamis (25/9/2025). (Foto: Putri Sifa IGID/infopublik)

Time Indonesia

Literasi digital sangat dibutuhkan di tengah derasnya arus informasi negatif di media sosial. Berdasarkan data, menunjukkan berita negatif menyebar enam kali lebih cepat dibandingkan informasi positif.

Ini berpotensi memengaruhi kesehatan mental, khususnya generasi muda. Redaktur Pelaksana indonesia.go.id (IGID) Untung Sutomo mengatakan riset global menunjukkan, 73 persen Gen Z mengaku mood memburuk setelah terpapar berita negatif.

Hal tersebut disampaikannya saat kegiatan forum literasi media “IGID Menyapa” yang digelar di Pekanbaru, Provinsi Riau, Kamis (25/9/2025). “Bahkan 62 persen sulit tidur akibat kebiasaan doomscrolling. Otak kita seperti velcro untuk hal negatif dan teflon untuk hal positif. Maka wajar bila konten negatif lebih cepat memengaruhi publik,” kata Untung.

Ia menilai kondisi ini bisa berdampak serius terhadap kemampuan berpikir kritis dan pengambilan keputusan. Gen Z yang terus-menerus terpapar berita negatif cenderung sulit membedakan fakta dan opini, serta lebih rentan mengambil keputusan berbasis ketakutan.

Untuk itu, lanjut Untung Sutomo, literasi digital menjadi langkah penting. Ia pun mendorong masyarakat untuk membatasi waktu konsumsi berita, melakukan cek fakta, serta memilih sumber informasi kredibel. “Reclaim your mind! Kesehatan mental jauh lebih berharga daripada viral content,” kata Untung.

Oleh karena itu, Portal indonesia.go.id diharapkan menjadi rujukan utama dalam menyediakan informasi publik yang sehat, edukatif, dan mencerahkan. Dengan begitu, masyarakat bisa lebih terlindungi dari dampak konten negatif di ruang digital.

Sumber

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *