Time Indonesia
Badan Standardisasi Nasional (BSN) bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Perkumpulan Teknik Pelayanan Kesehatan Indonesia (PTPI), serta berbagai pemangku kepentingan lainnya tengah menginisiasi pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI) Smart Hospital.
Kehadiran standar ini menjadi tonggak penting bagi transformasi sistem pelayanan kesehatan nasional menuju rumah sakit pintar yang terintegrasi, efisien, aman, dan berkelanjutan.
Meski akses masyarakat terhadap layanan kesehatan terus meningkat, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dari sisi pemerataan fasilitas dan penguatan infrastruktur kesehatan.
Menurut laporan CEOWORLD Magazine (2 April 2024), Indonesia berada di peringkat 39 dari 110 negara dalam Healthcare Index dengan skor 42,99 dari 100. Untuk infrastruktur medis dan tenaga profesional, Indonesia memperoleh skor 64,37; pada aspek akses obat dan biaya 54,02; dan kesiapan pemerintah 55,79.
Laporan Statice Health International (12 Mei 2024) yang disusun oleh Giovanni Elvina juga mencatat, hingga 2022 Indonesia memiliki 1.058 rumah sakit umum, 1.927 rumah sakit swasta, dan 10.205 puskesmas. Namun, sebanyak 62,9 persen penduduk masih mengalami kesulitan dalam memperoleh layanan kesehatan, sementara 60,8 persen belum memiliki akses terhadap fasilitas primer.
Melihat tantangan tersebut, BSN bersama Kemenkes RI menilai perlunya standar nasional sebagai pedoman pembangunan dan pengelolaan rumah sakit berbasis teknologi.
“Pengembangan SNI Smart Hospital ini sejalan dengan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden 2025–2029 yang menargetkan terwujudnya rumah sakit kabupaten/kota yang lengkap dan modern,” ujar Plt. Kepala BSN, Y. Kristianto Widiwardono, saat membuka International Healthcare Engineering Fair (INAHEF) 2025 di Gedung SMESCO Indonesia, Jakarta, Kamis (23/10/2025).
Kristianto menjelaskan, BSN juga menggelar Sosialisasi dan Diskusi Nasional Rancangan SNI Smart Hospital pada 23–25 Oktober 2025 dalam rangkaian INAHEF 2025. Forum ini membahas rencana implementasi serta roadmap penerapan SNI Smart Hospital nasional periode 2026–2029.
Sejak 2024, BSN telah mengawal penyusunan standar ini melalui kolaborasi lintas sektor — melibatkan kementerian/lembaga, asosiasi profesi, industri, akademisi, serta rumah sakit percontohan dari berbagai daerah. SNI Smart Hospital ditargetkan dapat ditetapkan pada tahun 2025.
BSN juga mendorong keterlibatan Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri untuk bersinergi dengan Kementerian Kesehatan dalam memfasilitasi penerapan standar ini di seluruh rumah sakit di Indonesia.
Acara sosialisasi ini menjadi bagian dari Forum Teknik Pelayanan Kesehatan Internasional yang diselenggarakan bersama oleh BSN, Kementerian Kesehatan, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian ESDM, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian PUPR, Kementerian Komunikasi dan Digital, serta Kementerian Perindustrian.
Presiden PTPI Eko Supriyanto dalam pembukaan INAHEF 2025 menyampaikan bahwa forum ini dihadiri lebih dari 3.000 rumah sakit, ratusan asosiasi profesi dan perguruan tinggi, serta puluhan industri dan UMKM.
“Tak hanya dari dalam negeri, forum ini juga diikuti perwakilan rumah sakit dan kementerian kesehatan dari Malaysia, Singapura, dan Vietnam, serta menghadirkan pakar internasional dari Belanda, Jepang, Tiongkok, dan berbagai negara lainnya,” ujar Eko.
Dengan penerapan SNI Smart Hospital, sistem kesehatan nasional diharapkan menjadi lebih terintegrasi, efisien, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Selain meningkatkan mutu serta keterjangkauan layanan, standar ini juga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap layanan kesehatan luar negeri sekaligus mendorong pertumbuhan pariwisata kesehatan (medical tourism) di Indonesia.
Hingga September 2025, BSN telah menetapkan 15.993 SNI, termasuk 521 SNI yang berkaitan langsung dengan alat dan fasilitas kesehatan. Melalui SNI Smart Hospital, BSN berkomitmen mendukung terwujudnya sistem layanan kesehatan nasional yang berdaya saing global, berorientasi pasien, dan berkelanjutan.