Surabaya, TimeIndonesia – Universitas Airlangga (Unair) kembali menunjukkan komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat melalui program Airlangga Community Development Hub (ACDH) 2025. Memasuki tahun keempat pelaksanaannya, ACDH tahun ini menyasar wilayah perbatasan Indonesia, tepatnya di Kecamatan Belakang Padang, Batam—salah satu pulau terluar yang berbatasan langsung dengan Singapura.
Kegiatan ACDH 2025 melibatkan kolaborasi lintas fakultas di Unair serta mitra dalam dan luar negeri. Koordinator ACDH, Irfan Wahyudi, S.Sos., M.Comms., Ph.D., menyampaikan bahwa kehadiran Unair di wilayah perbatasan merupakan bentuk nyata kepedulian terhadap persoalan masyarakat, terutama di bidang kesehatan, pendidikan, dan sosial budaya.
“ACDH menjadi ruang bagi Unair untuk merespons isu-isu strategis seperti pencegahan stunting, sanitasi, kesehatan gigi, serta pengenalan produk herbal dan budaya Melayu kepada siswa SD 04 Belakang Padang,” ujar Irfan, di Surabaya, Rabu (24/9/2025).
Selain edukasi kesehatan, juga dilakukan sosialisasi tentang pencegahan tindak pidana perdagangan orang oleh Fakultas Hukum (FH), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), dan Fakultas Psikologi. Sementara itu, pengabdian masyarakat secara teknis melibatkan Fakultas Farmasi, Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, Kedokteran Gigi, Ilmu Budaya, dan FIKKIA Banyuwangi.
Kegiatan ini turut menggandeng mitra strategis seperti Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Batam dan Universitas Riau Kepulauan (UNRIKA). Bahkan telah dilakukan penandatanganan kerja sama antara FISIP dan FH Unair dengan fakultas sejenis di UNRIKA.
Tidak hanya itu, ACDH juga melibatkan Universitas Maritim Raja Ali Haji serta universitas luar negeri, seperti Universiti Teknologi Malaysia (UTM) dan Singapore Management University (SMU), sebagai bentuk kolaborasi internasional.
Pada tahun ini, ACDH tidak hanya memberikan edukasi, tetapi juga kontribusi nyata melalui teknologi. Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Unair menyerahkan sumbangan berupa panel surya untuk charging station kepada masyarakat.
“Tahun sebelumnya, Unair membangun monumen di Desa Busung serta pelantar jeti di Desa Pemuda Pintan. Tahun ini, kontribusi dilanjutkan dengan instalasi panel surya,” tambah Irfan.
Program ini mendapatkan sambutan positif dari masyarakat setempat yang berharap kegiatan serupa dapat terus berlanjut dan menjangkau wilayah lain.
“Kegiatan ini juga mendorong fakultas untuk lebih mandiri dalam melaksanakan pengabdian masyarakat, sekaligus menarik minat institusi asing untuk bergabung dalam program pengabdian bersama Unair,” pungkas Irfan.
ACDH Unair 2025 tidak hanya menjadi bukti peran universitas dalam pemberdayaan masyarakat, tetapi juga model kolaborasi lintas sektor dalam menyelesaikan persoalan nyata di daerah perbatasan.(MC Prov Jatim /mad-hjr/eyv)