Time Indonesia – Probolinggo, 4 November 2025 — Tim Program Pemberdayaan Mitra-Usaha Produk Unggulan Daerah pendanaan dari Kemendiktisaintek tahun 2025 dari Universitas Dr. Soetomo Surabaya menggagas terobosan penting bagi pelaku industri kreatif batik di Kota Probolinggo melalui kegiatan bertajuk “Optimalisasi Industri Kreatif Batik melalui Inovasi Teknologi untuk Meningkatkan Kualitas, Kuantitas Produk dan Efisiensi Biaya.”
Kegiatan ini melibatkan dua mitra utama, yaitu Batik Wahyulatri dan Poerwa Batik yang berlokasi di Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo. Melalui program ini, para pengrajin batik diberdayakan dengan penerapan teknologi modern dan inovasi sistem produksi untuk memperkuat daya saing produk unggulan daerah.
🔹 Transformasi Teknologi dalam Industri Batik
Ketua Tim PM-UPUD, Dr. Dra. Fedianty Augustinah, MM, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan pelaku IKM batik. Tujuannya tidak hanya memperbaiki kualitas produk, tetapi juga menciptakan efisiensi biaya dan peningkatan kapasitas produksi. “Melalui penerapan teknologi seperti Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Mesin Pengering Dry Room Infrared, para pengrajin kini dapat memproduksi lebih cepat, dengan hasil motif yang presisi serta waktu pengeringan yang jauh lebih singkat,” ujar Fedianty.
Teknologi ini merupakan hasil inovasi tim PM UPUD Unitomo yang telah terdaftar sebagai paten sederhana di Kementerian Hukum dan HAM. Mesin pengering infrared dapat memangkas waktu pengeringan dari beberapa jam menjadi hanya 10 menit dalam ruangan 3×3 dapat mengeringkan kain batik sebanyak 16 lembar, sekaligus menekan biaya produksi hingga 70%. Pada hari Jum’at 31 Oktober 2025 telah diberikan bantuan alat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) kepada Ibu Eva Sugiarti ( IKM Batik Wahyulatri ) dan Mesin Pengering Dry Room Infrared diberikan kepada Bapak Nico Sawiji ( IKM Poerwa Batik )
🔹 Pelatihan dan Pendampingan Berkelanjutan
Kegiatan PM-UPUD tidak hanya berfokus pada penerapan alat, tetapi juga pada pelatihan manajemen usaha, digital marketing, dan sistem pembukuan berbasis akuntansi. Para pengrajin dibekali kemampuan menggunakan platform e-commerce, membuat konten promosi, dan mengelola keuangan secara profesional agar mampu bersaing di era digital. Selain itu, program ini juga menanamkan prinsip green economy dengan memperkenalkan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) ramah lingkungan untuk mengurangi pencemaran akibat pewarna sintetis.
🔹 Dampak Sosial dan Ekonomi
Program ini membawa dampak signifikan bagi ekonomi lokal. Berdasarkan evaluasi awal, kapasitas produksi batik mitra meningkat rata-rata 35–40%, dan penjualan melalui kanal digital naik hingga 40%. Bagi masyarakat, kegiatan ini membuka peluang kerja baru serta memperkuat citra Batik Probolinggo sebagai produk unggulan daerah sebagaimana tercantum dalam RPJMD Kota Probolinggo 2019–2024.
“Inovasi teknologi dalam batik bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga bagian dari pelestarian budaya dan peningkatan kesejahteraan pengrajin,” tegas Fedianty.
🔹 Kolaborasi dan Keberlanjutan
Kegiatan PM-UPUD ini didukung oleh Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Probolinggo, serta melibatkan mahasiswa lintas fakultas sebagai bentuk implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Mahasiswa yang terlibat mendapatkan rekognisi akademik setara 6 SKS per semester, sekaligus pengalaman langsung dalam pemberdayaan masyarakat. Tim pelaksana juga berkomitmen melakukan monitoring dan evaluasi berkala bersama pihak pemerintah daerah guna memastikan keberlanjutan program dan kemandirian mitra setelah proyek berakhir.

Gambar Pelatihan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

Gambar Pelatihan Mesin Dry Room Infrared












