BeritaInternasionalNasional

Antusiasme Tinggi Warnai ISF 2025, Lebih dari 10.000 Peserta Terdaftar

649
×

Antusiasme Tinggi Warnai ISF 2025, Lebih dari 10.000 Peserta Terdaftar

Sebarkan artikel ini
Antusiasme tinggi para tamu undangan dan delegasi yang hadir saat pembukaan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Jumat (10/10/2025). (Amiriyandi/InfoPublik)

Time Indonesia – Penyelenggaraan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025 menjadi bukti nyata kolaborasi strategis antara Kementerian Investasi/BKPM, Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dalam mendorong pembangunan berkelanjutan.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menegaskan bahwa forum ini merupakan momentum penting untuk menunjukkan keseriusan Indonesia dalam mencapai target pembangunan yang ramah lingkungan. “Acara ini adalah kegiatan yang sangat luar biasa. Untuk yang terdaftar, ada lebih dari 10.000 orang. Sedangkan tadi pada acara pembukaan dihadiri hampir 2.000 orang,” ujar Rosan usai pembukaan ISF 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Jumat (10/10/2025).

Menteri Rosan mengungkapkan, pada hari pertama terdapat sekitar 38 pembicara dari luar negeri dan 27 pembicara dari dalam negeri yang turut ambil bagian dalam forum tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa perhatian global terhadap isu keberlanjutan semakin menguat, dan Indonesia berada di posisi strategis untuk berperan lebih besar. “Ini membuktikan komitmen Indonesia terhadap sustainability. Kita memiliki potensi besar, namun demikian dalam hal implementasi, kita memang masih tertinggal,” kata Rosan Roeslani.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengumumkan salah satu program strategis pemerintah yang akan segera diluncurkan, yakni Waste to Energy (WTE) atau pengolahan sampah menjadi energi listrik. “InsyaAllah, di awal November nanti kami akan meluncurkan program Waste to Energy. Program ini telah kami sosialisasikan kepada para kepala daerah di kabupaten, provinsi, serta di 33 kota di seluruh Indonesia,” ujar Rosan.

Berdasarkan asesmen dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terdapat 10 kota yang akan menjadi lokasi awal pelaksanaan program tersebut. “Berdasarkan asesmen dari Kementerian LH, sudah diberikan kepada kami 10 kota awal yang akan dimulai program ini,” jelas dia.

Lebih lanjut, Rosan mengungkapkan bahwa program WTE mendapatkan respons positif dari para investor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. “Tadi saya disampaikan, untuk yang ingin mengikuti program itu, terdaftar sudah mencapai 192 perusahaan untuk program Waste to Energy yang baru saja saya sampaikan ini,” ujar dia.

Forum ini juga menjadi ajang untuk meningkatkan pemahaman lintas sektor terhadap berbagai regulasi yang membutuhkan sinergi antara kementerian, lembaga, dan dunia usaha. Tujuannya, agar target Pemerintah Indonesia dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 dapat tercapai secara bertahap dan terukur. “Dengan kolaborasi yang baik, saya yakin acara ini bisa berjalan sesuai harapan,” tutup Rosan.

ISF 2025 yang berlangsung pada 10–11 Oktober 2025 ini menyoroti sepuluh isu utama pembangunan berkelanjutan, mulai dari ketahanan pangan dan air, energi hijau, transportasi bebas emisi, hilirisasi industri mineral, hingga pengembangan sumber daya manusia dan lapangan kerja hijau di era kecerdasan buatan.

Selama dua hari penyelenggaraan, berbagai format kegiatan dihadirkan, termasuk sesi pleno, diskusi tematik, dialog roundtable, dan pameran proyek hijau.

Melalui forum ini, ISF 2025 diharapkan menjadi panggung utama promosi proyek-proyek investasi hijau dan biru (Investment Project Ready to Offer/IPRO), sekaligus memperkuat kepercayaan investor terhadap kebijakan keberlanjutan Indonesia yang berlandaskan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

Forum ini bertujuan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat investasi berkelanjutan (sustainability hub) di Asia dan dunia, mempertemukan para investor global dengan proyek-proyek hijau yang siap didanai, serta membangun kepercayaan terhadap regulasi dan kebijakan pemerintah di bidang keberlanjutan.

Selain membuka peluang investasi, ISF juga diharapkan menjadi momentum untuk memperluas partisipasi multipihak dalam implementasi ekonomi rendah karbon serta mempercepat pencapaian target Net Zero Emission 2060.

(Sumber)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *