Time Indonesia – Dalam industri digital, dua peran penting yang sering disalahpahami adalah Product Owner dan Product Manager. Keduanya memang sama-sama berfokus pada produk, tetapi memiliki tanggung jawab yang berbeda. Dengan memahami peran masing-masing, perusahaan bisa mengembangkan produk yang relevan, bernilai, dan berkelanjutan.
Product Owner: Penghubung Antara Tim dan Pengguna
Product Owner mengarahkan tim pengembang agar memahami kebutuhan pengguna. Ia menyusun product backlog, menentukan prioritas fitur, dan memastikan tim mengerjakan hal paling penting terlebih dahulu. Selain itu, ia meninjau hasil kerja tim untuk memastikan produk benar-benar memberikan manfaat kepada pengguna.
Product Owner juga berperan sebagai jembatan antara stakeholder dan tim teknis. Ia menerjemahkan ide bisnis menjadi fitur yang bisa dikembangkan secara konkret. Dengan begitu, ia memastikan produk tetap selaras dengan kebutuhan pasar.
Tugas utama Product Owner:
- Menyusun dan memperbarui product backlog.
- Menentukan urutan prioritas fitur.
- Menjadi representasi kebutuhan pengguna dalam tim.
Product Manager: Penentu Strategi dan Arah Produk
Berbeda dari Product Owner, Product Manager memimpin strategi jangka panjang produk. Ia melakukan riset pasar, mempelajari perilaku pengguna, dan menganalisis kompetitor. Setelah itu, ia merancang roadmap untuk menentukan bagaimana produk akan berkembang di masa depan.
Selain itu, Product Manager memastikan setiap keputusan pengembangan produk sejalan dengan visi bisnis perusahaan. Ia melihat gambaran besar dan memutuskan langkah strategis agar produk tetap kompetitif di pasar.
Tugas utama Product Manager:
- Menetapkan visi dan strategi produk jangka panjang.
- Melakukan riset pasar dan analisis pesaing.
- Menyusun roadmap pengembangan produk.
Kesimpulan
Product Owner fokus pada kebutuhan pengguna saat ini, sedangkan Product Manager fokus pada arah dan strategi jangka panjang. Dengan kata lain, Product Owner menjaga agar produk tetap relevan hari ini, sementara Product Manager memastikan produk bertahan di masa depan. Ketika keduanya berkolaborasi, perusahaan dapat menciptakan produk yang tidak hanya bermanfaat, tetapi juga berkelanjutan secara bisnis.