Nasional

Pelayanan Pemakaman Bermartabat, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Gelar Komunitas Pembelajar Triwulan 3 di Taman Kota

563
×

Pelayanan Pemakaman Bermartabat, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Gelar Komunitas Pembelajar Triwulan 3 di Taman Kota

Sebarkan artikel ini

Time Indonesia – Jakarta, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta kembali menggelar kegiatan Komunitas Pembelajar (Community of Practice/CoP) “Ngopi di Taman” pada Triwulan 3, dengan tema Pelayanan Pemakaman. Kegiatan yang diikuti oleh sekitar 150 peserta ini membahas mekanisme pelayanan pemakaman, regulasi perpetakan makam, ketersediaan lahan, hingga tata cara pemulasaran jenazah secara bermartabat.

Acara ini menjadi wadah berbagi pengetahuan di lingkungan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota, sekaligus memperkuat komitmen menghadirkan pelayanan publik yang transparan, responsif, dan bebas pungutan liar. Tema ini juga sejalan dengan visi RPJPD DKI Jakarta 2005–2025, yakni menciptakan kota global yang aman, nyaman, sejahtera, dan berkelanjutan, serta mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDG 11) tentang kota dan komunitas berkelanjutan.

Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota, M. Fajar Sauri, dalam sambutannya menegaskan pentingnya pelayanan pemakaman yang bebas dari stigma negatif. “Kami memiliki komitmen nol toleransi terhadap praktik pungutan liar di TPU. Pelayanan pemakaman adalah hak masyarakat yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan akuntabilitas,” ujarnya.

Sementara itu, Siti Hasni, Kepala Bidang Pemakaman, selaku pemantik materi menjelaskan bahwa DKI Jakarta mengelola 80 TPU dengan rata-rata 70 pemakaman per hari, termasuk lima pemakaman gratis bagi warga tidak mampu. “Ketersediaan lahan memang menjadi tantangan, tetapi dengan sistem perpetakan yang transparan, regulasi Pergub Nomor 38 Tahun 2023, serta inovasi digital, pelayanan bisa lebih efektif dan terkontrol,” jelasnya.

Sebagai moderator, D. Badiah Mujiarti menekankan bahwa forum komunitas pembelajar menjadi media yang efektif untuk membangun budaya berbagi. “Diskusi ini membuka ruang bagi para ASN, petugas TPU, dan pemangku kepentingan untuk saling bertukar pengalaman. Dari sini lahir gagasan konkret yang dapat langsung diimplementasikan di lapangan,” ungkapnya.

Dari sisi pendampingan, para widyaiswara seperti Farihah Sulasiah, M.K.M. dan Ratna Sari Susanti, S.E., M.Si., Ak. menyoroti pentingnya dokumentasi pengetahuan. “Aset tacit knowledge yang muncul dari pengalaman para petugas sangat berharga. Jika didokumentasikan dengan baik, itu bisa menjadi panduan berkelanjutan bagi pelayanan pemakaman yang bermartabat,” ujar Farihah.

Konsultan pendamping dari PT Madep Jakarta juga memberikan pandangan. Yossi Srianita menilai CoP ini sedang bergerak dari level 3 menuju level 4 dalam APQC Knowledge Management Maturity. “Artinya, sudah ada standarisasi, tetapi perlu penguatan dalam pengelolaan data, SOP, serta dukungan teknologi digital agar pelayanan lebih terukur,” terangnya.

Didik Purwandanu menambahkan, “Infrastruktur digital harus dipacu, terutama untuk memetakan ketersediaan lahan makam secara real time. Dengan analisis data, kita bisa melakukan prediksi yang lebih akurat dan menghindari keluhan masyarakat.”

Sementara itu, Deni Casmadi menekankan pentingnya peran kepemimpinan. “Keterlibatan pimpinan tidak boleh sebatas pada pembukaan acara. Dukungan kebijakan, anggaran, dan monitoring berkelanjutan adalah kunci agar budaya pembelajar ini benar-benar melekat di jajaran organisasi,” ujarnya.

Di sisi lain, saat dihubungi secara terpisah, Kepala Pusdatin BPSDM Pemprov DKI Jakarta, Andika Pratama, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan CoP yang berlangsung di ruang terbuka. “Pelaksanaan CoP di taman memberi suasana yang segar dan juga menghadirkan nuansa kebersamaan. Ini bisa menjadi sharing session yang efektif untuk meningkatkan praktik Knowledge Management yang lebih maju dan berkembang di lingkungan Pemprov DKI Jakarta,” ungkapnya.

Kegiatan ini menghasilkan beberapa capaian, di antaranya peningkatan kesadaran peserta terhadap regulasi pemakaman hingga 85 persen, rencana implementasi SOP pelayanan di 10 TPU prioritas, serta komitmen penguatan repositori pengetahuan melalui Portal KM BPSDM. Ke depan, hasil diskusi TW3 akan dilanjutkan pada Triwulan 4 dengan fokus pada evaluasi implementasi serta penguatan dokumentasi aset pengetahuan.

Dengan semangat kolaborasi antara ASN, petugas TPU, widyaiswara, konsultan PT Madep, serta dukungan BPSDM, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota berharap pelayanan pemakaman di Jakarta dapat semakin bermartabat, transparan, dan mendukung reputasi Jakarta sebagai kota global yang inklusif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *