Daerah

Dispusip Bojonegoro Dorong Perpustakaan Jadi Pusat Literasi Modern

30
×

Dispusip Bojonegoro Dorong Perpustakaan Jadi Pusat Literasi Modern

Sebarkan artikel ini
Foto utama: Para pustakawan mengikuti bimtek tata kelola perpustakaan, Senin (22/9/2025). Pemkab Bojonegoro mendorong perpustakaan sebagai pusat informasi dan kegiatan masyarakat/Foto: Reza

Bojonegoro, TimeIndonesia– Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Bojonegoro menggelar bimbingan teknis (bimtek) Tata Kelola Pengelolaan Perpustakaan di Aula Kantor Dispusip, Senin (22/9/2025).

Kegiatan ini digelar dalam rangka memperkuat transformasi perpustakaan dari sekadar tempat penyimpanan buku menjadi pusat informasi dan kegiatan masyarakat.

Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, menegaskan petugas perpustakaan memiliki tanggung jawab besar sebagai agen literasi sekaligus magnet bagi masyarakat untuk meningkatkan budaya membaca.

“Peserta bimtek harus mampu mencari sumber data dan mempengaruhi masyarakat agar gemar membaca,” tegasnya saat membuka kegiatan.

Ia menambahkan, perpustakaan kini dituntut tidak hanya sebagai tempat membaca, tetapi juga pusat peningkatan wawasan dan keterampilan modern berbasis teknologi. Karena itu, petugas perpustakaan harus mampu mengajarkan masyarakat untuk bijak dalam penggunaan teknologi, khususnya telepon genggam.

Kepala Dispusip Bojonegoro, Erick Firdaus, menjelaskan bahwa bimtek bertujuan meningkatkan kemampuan petugas dalam mengelola perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat.

“Pengelolaan perpustakaan yang baik harus relevan dengan kebutuhan pengguna. Layanan ramah dan profesional akan meningkatkan kenyamanan pengunjung, sementara promosi serta edukasi menarik akan mendorong lebih banyak orang memanfaatkan perpustakaan,” ungkap Erick.

Melalui kegiatan tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro optimistis perpustakaan akan semakin berdaya sebagai pusat pembelajaran masyarakat sekaligus lokomotif gerakan literasi daerah.

Diketahui, sebanyak 50 peserta mengikuti kegiatan ini, terdiri atas 5 pustakawan pondok pesantren, 10 pustakawan perpustakaan kecamatan, 20 pustakawan perpustakaan desa, 7 pustakawan perpustakaan SD/MI, 5 pustakawan perpustakaan SMP/MTs, dan 3 pustakawan Taman Bacaan Masyarakat (TBM).

[fif/nn]

(sumber)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *