Berita

Ponpes MBS Al Amin Religi Bojonegoro Ditunjuk PP Muhammadiyah Jadi Pilot Project Pesantren Muhammadiyah

568
×

Ponpes MBS Al Amin Religi Bojonegoro Ditunjuk PP Muhammadiyah Jadi Pilot Project Pesantren Muhammadiyah

Sebarkan artikel ini
KH. Dr. Saad Ibrahim dari PP Muhammadiyah memberikan pengarahan Pelantikan Pengurus Ponpes MBS Al Amin Religi Bojonegoro, Minggu (14/9/25)

Time Indonesia – Ponpes Muhammadiyah Boarding School (MBS) Al Amin Religi Bojonegoro resmi ditunjuk oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sebagai pilot project pengembangan Pesantren Muhammadiyah Sistemik (PMS). Penunjukan ini ditandai dengan acara pelantikan pengurus baru MBS Al Amin Religi Bojonegoro yang berlangsung pada hari Ahad, 14 September 2025, pukul 08.30 WIB hingga selesai di Halaman Muhammadiyah Boarding School Al Amin, Jl. Basuki Rahmat No. 40, Desa Sukorejo, Bojonegoro.

Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain perwakilan dari PP Muhammadiyah, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono beserta jajarannya, Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, anggota DPRD Bojonegoro, Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah, Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah (LP2M), Dikdasmen, serta pengelola MBS se-Jawa Timur. Pengasuh Muhammadiyah Boarding School Al Amin Religi Bojonegoro, KH. Zainudin, turut hadir dan menyampaikan komitmennya untuk menjalankan amanah ini dengan penuh tanggung jawab.

Dalam sambutannya, KH. Saat Ibrahim, mewakili PP Muhammadiyah, menjelaskan konsep kepemimpinan Pesantren Muhammadiyah yang berlandaskan Al-Imamah Al-Islamiyah sebagaimana diuraikan oleh Al-Mawardi. Konsep ini bertujuan meluruskan misi kenabian dalam menjaga eksistensi agama dan mengendalikan urusan dunia. Untuk menghindari kekuasaan absolut personal, struktur kepemimpinan pesantren terdiri dari seorang Kyai yang memahami dan menjiwai nilai-nilai keislaman secara mendalam serta memiliki karakter kepemimpinan, dan seorang Direktur yang menguasai manajemen pesantren, termasuk aspek finansial, pembangunan, branding, marketing, jaringan, serta kebutuhan operasional pesantren.

“Kyai bertanggung jawab atas pemahaman dan penjiwaan keislaman serta proyeksi non-fisik pesantren, sedangkan Direktur fokus pada aspek fiskal dan pengembangan jaringan, dengan tetap berpedoman pada nilai-nilai keislaman dan paradigma sains,” ujar KH. Saat Ibrahim.

Pesantren Muhammadiyah Sistemik (PMS)
KH. Saat Ibrahim menegaskan bahwa Pesantren Muhammadiyah Sistemik (PMS) dirancang sebagai model tunggal pengelolaan pesantren yang mencerminkan nilai-nilai Islam, kemajuan, kredibilitas, dan kepercayaan masyarakat. PMS mencakup sejumlah aspek penting, seperti sistem pendaftaran, kepemimpinan, belajar mengajar, pengelolaan keuangan, dan pemodelan wujud fisik pesantren. Selain itu, PMS juga mengatur sistem penerimaan santri, kolaborasi, pengelolaan lingkungan, serta penerimaan tamu.

“PMS harus menjadi brand yang menjamin bahwa Pesantren Muhammadiyah islami, maju, kredibel, dan dipercaya masyarakat di mana pun, dengan lulusan yang menguasai nushush, memahami sains, dan mengembangkan teknologi dalam konteks teologis,” tambah KH. Saat Ibrahim.

Lebih lanjut, KH. Saat Ibrahim menjelaskan bahwa PMS juga mencakup sistem relasi antara santri, ustadz, direktur, dan kyai, serta sistem legalisasi vertikal dan horizontal antara pesantren dan Muhammadiyah. Sistem manajemen risiko di semua aspek juga menjadi bagian integral dari PMS untuk memastikan keberlanjutan dan kualitas pengelolaan. Prinsip perumusan PMS meliputi unity untuk hal-hal pokok, diversity untuk hal-hal non-pokok, menjamin kualitas pengelolaan, kemudahan dikenali masyarakat, mengurangi ketergantungan personal, serta memanfaatkan seluruh potensi yang ada.

“PMS adalah upaya untuk mewujudkan pesantren yang sistematis, terpercaya, dan mampu mencetak generasi unggul yang berakhlak mulia,” tegasnya.

Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas penunjukan MBS Al Amin Religi sebagai pilot project Pesantren Muhammadiyah. Ia berharap kehadiran pesantren ini dapat semakin meningkatkan capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Bojonegoro, khususnya melalui pendidikan berkualitas yang mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dan sains. “Kami berharap MBS Al Amin Religi menjadi lokomotif pendidikan yang mampu mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia di Bojonegoro,” ujar Setyo Wahono.

Prosesi pelantikan pengurus baru MBS Al Amin Religi Bojonegoro dipimpin oleh KH. Syamsudin, yang dengan khidmat mengambil sumpah jabatan para pengurus. Dalam momen ini, KH. Syamsudin menekankan pentingnya integritas, dedikasi, dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas untuk mewujudkan visi pesantren yang unggul dan berlandaskan nilai-nilai Islam serta sains. Pelantikan ini menjadi simbol komitmen pengurus baru untuk menjalankan amanah sebagai bagian dari pilot project Pesantren Muhammadiyah Sistemik, sekaligus memperkuat semangat untuk memajukan pendidikan Islam yang modern dan terintegrasi di Bojonegoro.

Sementara itu, Pengasuh Muhammadiyah Boarding School Al Amin Religi Bojonegoro, KH. Zainudin, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas amanah yang diberikan oleh PP Muhammadiyah.

“Kami berkomitmen untuk menjalankan tugas ini dengan penuh tanggung jawab dan mohon dukungan dari semua pihak agar pesantren ini dapat berkembang menjadi pusat pendidikan yang unggul, islami, dan berwawasan global,” ungkap KH. Zainudin.

Acara ini menjadi tonggak bersejarah bagi MBS Al Amin Religi Bojonegoro sebagai pelopor model pesantren modern berbasis sains dan nilai-nilai keislaman yang terintegrasi, sekaligus memperkuat visi Muhammadiyah dalam mencetak generasi yang berakhlak mulia dan kompetitif di era global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *