Tips

Dinkes DKI Jakarta : “Prioritaskan Menyusui: Lindungi dan Dukung Secara Berkelanjutan oleh Semua Pihak”

249
×

Dinkes DKI Jakarta : “Prioritaskan Menyusui: Lindungi dan Dukung Secara Berkelanjutan oleh Semua Pihak”

Sebarkan artikel ini
Kiri-kanan : Ibu Yuni Zahraini (Pembicara I), Ibu Nia Umar (Pembicara II), Ibu Dyah (Pembicara III), dan Ibu dr. Yofara Maulidia M (Moderator)

Time Indonesia – Pada 28 Agustus 2025 Dinas Kesehatan DKI Jakarta dalam rangka memperingati Pekan Menyusui Sedunia dengan menyelenggarakan kegiatan workshop sebagai upaya peningkatan pelayanan kesehatan gizi bagi masyarakat. Acara ini dihadiri lintas sektor tingkat Provinsi dan Kota/Kabupaten, PKK, kader kesehatan, dan Nakes puskesmaa dan RSUD.

Acara dibuka oleh Asisten Kesra Provinsi DKI Jakarta, Ali Maulana Hakim. Dilanjutkan dengan laporan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ibu Ani Ruspitawati bahwa berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2024, prevalensi angka stunting di DKI Jakarta yaitu 17,2 % turun hanya 0,04% dari tahun 2023. Stunting sangat terkait dengan keberhasilan cakupan ASI Eksklusif pada enam bulan pertama dan dilanjutkan sampai dengan usia 2 tahun. Pemberian ASI terbukti melindungi bayi dari berbagai penyakit, mendukung pertumbuhan dan perkembangan otak. Adapun tema pekan menyusui tahun ini adalah “Prioritaskan Menyusui: Lindungi dan Dukung Secara Berkelanjutan oleh Semua Pihak”.

Ibu Yuni Zahraini (Koordinator Tim Kerja Gizi Direktorat Pelayanan Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI) sebagai pembicara pertama menyampaikan bahwa berat badan yang kurang berdasarkan umurnya bila berlanjut terus dapat menyebabkan stunting. Berdasarkan penelitian, anak yang mendapatkan ASI Eksklusif, memiliki berat badan sesuai umur. Pada Provinsi DKI Jakarta 80% anak balita mengalami sunting. Pada data Survei Status Gizi Tahun 2024, cakupan keberhasilan bayi  mendapatkan ASI Eksklsif rendah pada ibu yang bekerja. Hal ini membuat pertanyaan untuk kita bersama apakah Pojok ASI sudah ada di setiap instansi bekerja atau apabila sudah ada, apakah difungsikan dengan baik. Selain itu setiap ibu juga perlu mendapatkan dukungan selama menyusui baik dari suami atau keluarga yang mendampingi selama masa menyusui. Ibu menyusui perlu juga didampingi Konselor ASI yang tersebar di setiap wilayah di Indonesia, tetapi jumlah Konselor ASI masih belum memadai selain itu jarak pelayanan kesehatan juga menjadi kendala. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan menediakan Telekonseling sehingga ibu menyusui dapat bertanya secara Online dan di manapun.

Ibu Nia Umar (Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) membahas dengan tema International Code of Marketing of Breast Milk Substitutes. Secara kode internasional, pentingnya ASI sudah didemonstrasikan oleh dokter sejak Tahun 1939. Dahulu saat Singapura melepas diri dari Malaysia tahun 1965, mengalami kendala kemiskinan dan kurangnya air bersih. Pada saat yang bersamaan, ada promosi susu formula (sufor) yang luar biasa. Hal ini berdampak banyaknya kematian pada bayi yang diberikan sufor karena pada pembuatan sufor tidak didukung dengan air bersih.  Pada tahun 1978, dibahas terkait promosi sufor dan Resolusi World Health Assembly (WHA) tentang susu formula (sufor) tahun 2016 meniadakan promosi sufor 0-36 bulan. Oleh karena itu, promosi sufor ≤1 tahun sangat tidak diperbolehkan. Selain itu, keamanan kandungan sufor diatur oleh standar internasional Codex Allimentarius. Berdasarkan semua itu, ASI yang paling aman dan praktis serta memiliki kandungan gizi yang lengkap.

Ibu Dyah Yuniar (Perwakilan Sentra Laktasi Indonesia-Selasi) menyampaikan bahwa Selasi hadir membantu pemerintah dalam mempromosikan menyusui dengan melakukan pelatihan-pelatihan Konselor ASI. Konselor ASI hadir untuk mendukung ibu menyusui. Ibu menyusui sangat memerlukan dukungan dalam mengatasi setiap kendala selama menyusui misalnya ASI tidak keluar, bayi bingung puting, bayi tidak bisa minum ASI dengan botol (biasa terjadi pada ibu bekerja) dan lain sebagainya. Dukungan itu mulai dari suami, keluarga, tenaga kesehatan dan tokoh masyarakat sekitar. Oleh karena itu, ibu-ibu kader posyandu yang hadir apabila ada ibu menyusui ingin mendapatkan konseling ASI dapat mengunjungi website Selasi pada selasi.or.id, pada setiap konseling, setiap Konselor ASI dilengkapi dengan KIT Konseling Lengkap. Selain dapat mengunjungi website kami, dapat juga menghubungi telekonseling Selasi pada 081377009416. Telekonseling ini sudah hadir sejak tahun 2021

Penulis : Waisaktini Margareth,S.Gz.,Dietisien.,M.Gizi (Dosen STIK Sint Carolus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *